Sebenarnya saya sendiri masih belum paham secara detail apa
yang menjadi motivasi dan tujuan saya ,
mungkin karena mimpi saya terlalu tinggi .
mimpi saya dari dulu adalah menjadi seorang dokter , hal yang membuat
saya tertarik dan ingin menjadi dokter adalah dikarenakan beberapa tahun silam sewaktu
saya masih kecil orang-orang yang saya sayangi meninggalkan saya karena
penyakit yang mereka derita. Setidaknya walau jadi dokter tak membuat orang
yang saya sayangi kembali , namun bisa membantu orang lain agar terobati.
Belakangan ketika masuk SMA , ketika saya memilih untuk
jurusan IPA , ternyata orang tua saya hanya mampu menyekolahkan saya di SMK
jurusan Akuntansi . Saya merasa mimpi saya semakin semu , bahkan waktu itu saya
tidak tertarik dengan jurusan akuntansi. Karena saya kurang tertarik dengan
akuntansi , maka saya lebih suka membaca bacaan lainya dari pada membaca buku
akuntansi , namun saat saya membaca buku “ Chicken Soup For The Soul “ karya
Dale Carnagie dan Mark Victor Hansen , ada satu hal yang dapat saya petik dari
sebuah kisah seorang Negro yang menunda mimpinya. Yaitu ketika jadi apapun kita
/ apapun profesi kita meski tak sesuai keinginan, jadilah yang terbaik dalam
profesi kita yang bisa bermanfaat untuk orang lain. Mulai saat itu saya mulai
merubah mind set saya untuk memegang prinsip orang yang dikisahkan dalam buku
tersebut dan semangat untuk belajar saya bangkit.
Saya mulai mengembangkan mimpi-mimpi lain , salah satunya
yaitu untuk bisa mengenyam pendidikan yang tinggi dan untuk bisa membahagiakan
Ibu saya. Namun mimpi saya kembali memperoleh hambatan ketika saya lulus SMK
dan berusaha untuk memperoleh beasiswa di salah satu PTN , Ibu saya menolak
untuk menyekolahkan saya lebih tinggi karena tak memiliki biaya dan penolakan
ibu saya ini secara tiba-tiba setelah saya masuk seleksi tersebut.
Saya sempat menyalahkan keadaan karena lagi-lagi mimpi saya
hampir terkubur. Namun saya tak menyerah, saat itu juga saya mulai mencari
pekerjaan untuk bisa mengumpulkan biaya sendiri untuk target melanjutkan study pada
tahun 2013. Saya mulai berganti ganti pekerjaan untuk dapat mengumpulkan uang
untuk kuliah . Saat tahun ajaran 2013 tiba , saya mulai sering mencari informasi
tempat-tempat kuliah yang sesuai dengan budget yang saya miliki. Alhamdulillah,
tuhan memberi petunjuk begitu luar biasa. Tak sengaja saya masuk website
STAN-Prodip dan membaca pengumuman dari kemenkeu tentang pembukaan STAN tahun
2013 . Saya begitu antusias untuk dapat mengikuti USM STAN 2013. Menyadari satu
tahun tak menyentuh buku pelajaran, saya langsung mengambil langkah untuk
mempelajari soal-soal USM dari dua reverensi buku yang saya beli. Saya tanamkan
dalam hati untuk bisa meraih mimpi kali ini dengan semangat tanpa kenal lelah
dengan membagi waktu antara bekerja dan belajar. Saat hari H USM tertulis
rasanya kepercayaan diri saya menciut saat melihat peserta fresh graduate dan
yang telah diterima di PTN/ PTS lainya, saya merasa pengetahuan saya tak
sebanding dengan mereka. Pengumuman USM
tiba dan ternyata Tuhan memberi saya kesempatan masuk tahap USM selanjutnya
yaitu tes wawancara ,kesehatan & kebugaran. Saya merasa harus lebih kerja
keras untuk tahapan tes ini karena dari kabar yang beredar, batas minimal untuk
lari adalah 2500 meter selama 12 menit, oleh karena itu meski dalam keadaan
puasa saya mantapkan niat saya untuk konsisten berlatih lari setiap pagi. Tiba
saatnya saya untuk tes lari di Rawamangun. Tidak seperti anak lain yang diantar
orangtuanya, saya berangkat sendiri ke Rawamangun. Ada perasaan sedih saat
melihat mereka yang di support oleh orangtuanya, sedangkan saya berlari tanpa
di dampingi orang tua saya. Tetapi itu tidak menyurutkan tekad dan semangat
saya untuk bisa lulus USM STAN 2013. Akhirnya, alhamdulillah tuhan memberi saya
kepercayaan untuk bisa menggali lagi mimpi-mimpi saya untuk melanjutkan study
saya di STAN , walaupun langkah saya ini baru sebuah awal untuk mencapai mimpi
saya.
Saya yakin ketika saya memiliki motivasi yang kuat untuk
suatu tujuan dengan usaha yang keras pasti saya bisa meraihnya, namun jika
hasilnya ternyata tak sesuai dengan tujuan saya, saya yakin Tuhan punya rencana
lain yang lebih baik dari apa yang saya rencanakan. Dan itulah yang saya rasakan
saat ini.
Tujuan hidup saya untuk saat ini adalah membahagiakan Ibu
saya dan orang-orang yang telah merawat saya serta berusaha menjadi yang
terbaik untuk memberikan manfaat bagi orang lain dengan profesi saya. Dan
menurut saya yang paling penting dari tujuan-tujuan hidup saya adalah bagaimana
caranya menciptakan ketenangan batin dalam diri saya . Karena menurut
pengamatan saya ada orang walaupun hanya dengan kondisi sederhana untuk hidup
sehari-hari saja sudah bahagia dan tenteram , hal ini karena orang tersebut
mensyukuri nikmat yang diberikan Tuhan kepadanya. Lain halnya dengan orang yang
memiliki harta berlimpah bahkan dapat memenuhi sebagian besar keinginanya namun
orang tersebut tak dapat tidur nyenyak , bahkan dirinya selalu merasakan
was-was karena dia tak pernah mensyukuri apa yang dimilikinya. Sedangkan tujuan
saya kedepan adalah dapat bertahan di STAN hingga wisuda dan memperoleh IPK cum
Laude, ditempatkan bekerja dan mengabdi di DJP , mempunyai keluarga kecil yang
bahagia , serta jika masih diberi kesempatan saya ingin mempelajari ilmu kesehatan terutama tentang Cancer(onkologi).
Pada hakikatnya tujuan terakhir dari semua tujuan-tujuan saya yaitu melakukan
sesuatu dalam rangka mencari ridha Allah SWT.
tahapan saya untuk mencapai tujuan saya yaitu dengan berusaha
semaksimal mungkin dengan belajar yang giat , selalu mensyukuri nikmat Tuhan
dengan beribadah dan berdo’a , berusaha
untuk tidak selalu mementingkan diri sendiri , belajar untuk perduli lingkungan
sekitar , dan berusaha mempertahankan mimpi-mimpi atau tujuan dengan memikirkan
solusi untuk meraihnya tanpa merugikan orang lain dan lingkungan sekitar. Saya
akan selalu mengingat dalam pikiran saya bahwa “God never leave me , and He
never sleep” Sehingga saya akan selalu yakin bahwa Tuhan akan memberi yang
terbaik untuk hidup saya apapun bentuknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar