Ibu.. mendengar kata ini semua orang tau ibu itu sosok yang
melahirkan kita dan sosok yang serba tau tentang kita secara mendetail. Tapi bagaimana
bisa seorang ibu tak pernah mengerti aku? Bukankah seorang ibu selalu ingin
anaknya bahagia.
Tapi aku? Setiap kali aku bangun pagi perasaan jengkel
selalu menggumpal di hatiku. Iya harusnya tau kan apa makanan kesukaan anaknya
apa yang tidak ia suka. Saat aku benci jengkol, ibu malah membeli jengkol
sebanyak-banyaknya. Saat aku bilang aku tak suka telur ia malah membelikanya. Setiap
hali makanan yang memang aku tak bisa memakanya pasti ia malah membelikan
sebanyak-banyaknya.
Bagaimana bisa disebut seorang orang tua. Membeli televisi,
motor, mesin cuci, dan segala peralatan lainya bisa walau dengan jalan
mengangsur. Kenapa membelikanku ilmu tak bisa? Kenapa harus orang lain yang
lebih mengerti aku dari pada seorang ibu?
Kenapa ya tuhan. Ayah ibuku masih hidup tapi aku seoerti
yatim piatu,
Mereka saja tak pernah mengerti aku, lalu bagaimana aku
dapat mencintai mereka melebihi orang yang mengerti aku beberapa tahun silam ya
tuhan.
Seandainya aku bisa mati sekarang juga dan dapat terlahir
kembali dari keluarga yang sangat miskin tapi sangat menyayangiku. Aku memilih
itu ya tuhan
Mungkin dengan aku terlahir dari keluarga yang super miskin
itu aku tak bisa menggapai apa yang aku inginkan termasuk menimba ilmu. Tapi,
aku punya keluarga yang menyayangiku. Saat aku terlahir dari keluarga miskin
dan tak bisa menggapai mimpiku itu sangat wajar. Karena kita susah bersama.
Tapi bagamana bisa mereka hidup dalam kesenangan dan
membiarkanmu seperti ini bertahun-tahun.
Anehnya mereka tak merasa canggung dengan keadaanku yang di
topang oleh orang lain yang menyayangiku.
Apakah aku yang gagal sebagai anak? Ataukah mereka yang
gagal sebagai orang tua?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar