Sabtu, 05 April 2014

Pemuda Harus Berpartisipasi Dalam Pesta Demokrasi




Sebagai pemuda yang memiliki kewarganegaraan Indonesia, tentu saja kita sangat mendambakan sosok yang ideal untuk pemimpin bangsa yang tercinta ini. Mungkin sejak setelah zaman penjajahan, pemimpin ideal yang di cita-citakan bangsa belum sepenuhnya terwujud. Artinya pemimpin bangsa yang sudah bertahun-tahun ini menjabat silih berganti di Indonesia sudah merupakan pemimpin yang baik namun mungkin masih terdapat kekurangan yang di rasa tidak sejalan dengan pemikiran masyarakat.
Setiap masyarakat di Indonesia mengharapkan Indonesia kelak memiliki pemimpin ideal yang Pro rakyat. Kriteria pemimpin ideal untuk setiap orang memang berbeda, Namun seyogyanya pemimpin Indonesia yang akan menjabat tahun ini memiliki sifat Pancasila sila pertama, mempuyai sifat nasionalisme tinggi, kharismatik, bersifat visioner, memiliki wawasan nusantara, kreatif dan inovatif, kritis dan solutif, memiliki kecerdasaan tinggi dan disiplin, bertanggung jawab, adil dan rela berkorban terhadap rakyat. Meskipun tiap-tiap pribadi orang tidak mungkin memiliki 100% dari sifat ini, tetapi mudah-mudahkan pemimpin kita selanjutnya memiliki 95% dari sifat ideal yang harus di miliki pemimpin kita kelak ini.
Lalu seperti apakah sebenarnya peran kita sebagai generasi muda agar bangsa yang tercinta ini dapat memiliki sosok pemimpin yang telah di idamkan rakyat?  Yah, kita adalah generasi penerus yang akan menahkodai perjalanan panjang bangsa.  Maka sebagai agent of change  kita harus lebih kritis untuk menilai tiap-tiap calon yang akan menjabat sebagai orang nomor satu dari negara kita.
Kritis saja terhadap siapa calon-calon pemimpin bangsa tidaklah terlalu penting, yang penting adalah bagaimana menerapkan sikap kita untuk membawa perubahan kepemimpinan untuk bangsa kita. Setidaknya sebagai pemuda kita harus ikut andil dalam memilih pemimpin kita. Tidak hanya berkomentar “ba bi bu” terentang tiap-tiap calon pemimpin tapi juga tidak apatis dalam pesta demokrasi kita yang akan di selenggarakan pada tanggal 9 April 2014 ini.
Rata-rata para pemuda di Indonesia ini saat pesta demokrasi tidak berada dalam kota domisili masing-masing. Hal ini disebabkan para pemuda di usia ini biasanya memiliki KTP yang berbeda dengan tempat rantaunya, baik mereka yang berstatus mahasiswa, pelajar maupun yang  sudah berstatus sebagai buruh atau pegawai. Kebanyakan dari pemuda dengan kriteria ini   biasanya mengabaikan hak pilihnya untuk ikut andil dalam memilih pemimpin yang ideal untuk bangsa kita.
Sikap kita  sebagai generasi muda yang tidak apatis seharusnya ikut mengurus A5 dari daerah asal  untuk bisa  tetap memilih di tempat tinggal kita sekarang.  Atau bahkan lebih ada kemudahan lagi untuk memilih pemimpin bangsa kita yaitu dengan hanya menyertakan  KTP dan kartu tanda mahasiswa atau kartu pelajar dan sejenisnya kepada RT setempat untuk tetap dapat memperoleh hak pilihnya.
Namun kenyataanya sebagian besar dari pemuda ternyata kehilangan kepercayaan terhadap calon-calon pemimpin bangsa kita. Para pemuda  ini berkaca pada pemimpin bangsa yang lalu yang selalu menjanjikan kemanisan terhadap rakyat namun pada akhirnya janji itu selalu terlupakan oleh pemimpin kita.  Hal ini bukanlah solusi untuk menyelesaikan permasalahan bangsa kita. Justru jika  kita merasa  pemimpin kita dahulu ada yang kurang  pas dihati. Bukan golput solusi kita.
Para pemuda bangsa yang baik dan kritis harus menggunakan kesempatan hak pilihnya ini untuk benar-benar memilih pemimpin yang baik untuk bangsa ini.  Kita juga tak boleh hanya sekadar memilih calon pemimpin dengan berdasar money politic.  Kita harus pandai memilah dan menilai kedepanya tentang mana kira-kira pemimpin yang tepat untuk negara kita.
Sumber: http://www.pewarta-indonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar