Selasa, 04 Maret 2014

Harapan Seorang Ibu Untuku

Setelah 1 bulan di tinggalkan ibunya Digma dalam jagaan nenek dan kakek pada masa itu baru pertama merayakan idul fitri tanpa seorang Ibu. Sebaliknya ibunya di Malaysia un menjerit perihnya hatti seorang ibu dalam hari raya seorang diri sedangkan anaknya yang baru 1 tahun di tinggalkan, suami entah kemana tanpa pesan dan kesan menghilang begitu saja.

Selanjutnya dengan komunikasi surat saja ibunya bisa menghayalkan bagaimana anaknya semakin bertambah besar, dengan foto-foto yang dikirim oleh kakeknya saja ibunya bisa melihat anak yang sangat dikasihinya. Pada usia satu tahun ini Digma membahasakan dirinya Mba Endung. Dan dia akrab sangat dengan kakeknya seperti apa yang diceritakan kakeknya dalam surat:

Ibunya di Malaysia bekerja keras untuk anak terutama untuk beli susu Paradigma anak terkasih sehingga rutin dia kirim uang ke kampung demi anaknya membesar dan sehat.
 Hanya satu-satunya harapan ibunya di malaysia agar anaknya kalau besar nanti jadi anak yang shalehah, cerdas pandai serta berguna untuk bangsa negara dan agama.
Biarlah walaupun tak merasakan belaian kasih sayang seorang ayah dan juga ditinggalkan ibu yang terpaksa harus mencarikan nafkah untuk anaknya, namun tetaplah Paradigma harus menjadi orang yang bisa di harapkan oleh orang tuanya.
Tentang ayah kandung dari Digma biarlah Allah akan membalas segalanya. Namun demikian seorang ibu tak akan berharap anaknya membenci ayah kandungnya sendiri, walau bagaimanapun keadaanya, tetaplah sekali waktu nanti berharap agar digma bisa berbakti pada ayah dan ibunya tanpa menaruh dendam karena siksaanya yang telah diperbuat terhadap digma dan ibunya.
Semua ini dianggap sebagai suatu cobaan atau ujian yang diberikan oleh Allah yang maha kuasa untuk menguji hambanya walau hamba itu masih kecil dan belum tau apa tentang kehidupan dunia tapi sudah harus merasakan kejamnya dunia sehingga tak bisa merasakan belaian kasih sayang dari ibu dan ayahnya dalam usia masih teramat sangat memerlukan kemanjaan dari orang tuanya seperti hanya anak-anak kecil lain yang terlahir ke dunia dengan belaian ayah dan ibu mereka.
Disini Allah memang sudah menguji digma sejak masih berada dalam kandungan . Tetapi harus diingat bahwa Allah tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuan hambanya itu. Mungkin Allah menganggap digma kuat untuk diuji sejak kecil lagi. seperti apa yang  kita tau dari sejarah Rasulullah, beliau sebagai insan yang paling mulia, beliau telah di didik Allah sejak dalam kandungan bapaknya telah wafat lahir sebagai yatim dan setelah di dunia tak lama kemudian ibunya pun wafat dan sehingga jadi piatu. Dalam usia masih kecil sudah yatim piatu sehingga dijaga oleh kakeknya abdul muthalib. cobaan dan ujian yang teramat pahit itu sebenarnya Allah sedang mendidik bukan menyiksa sehinggalahh seorang hamba jika tabah dalam cobaanya itu akan dapat memetik hikmah dibalik ujian yang allah telah berikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar