Selasa, 04 Maret 2014

Kepulangan Mama

11 Januari 1998 tepat 2 tahun mama digma di malausia akhirnya pulang karena sakit yang di detita harus di operasi maka kaena kurang siapnya untuk menghadapi di negeri orang, tanggal itulah permohonan pulang dikabulkan dan pukul 04.16 petang mama digma kembali ke tanah air.
setelah 1 malam di Jakarta sorenya berangkat ke kampung dengan sedih rasanya. waktu dzuhur sampai di rumah masuk langsung peluk digma tapi apa yang di terima, digma takut dan mengusirnya.
yah memang bukan salah digma, karna memang mamah masih asing dimata digma.
kalau dirasa sungguh pedih memang anak yang selama ini dirindukan difikirkan ternyata belum bisa menerima kepulangan mama.
sayangku setelah besar nanti kau akan tau nak.. kenapa mama tinggalkan digma.
setelah 20 hari mamah pulang tepatnya 30 Januari 1998 hari raya pun tiba. pertama kali mama berlebaran di desa bersama anak dan saudara-saudara yang kebetulan pulang semua.
digma mulai sedikit sedikit menerima mamah walaupun belum sepenuhnya. yang mamah harapkan walaupun digma membesar tanpa tulang punggung tapi mudah-mudahan tak akan menggangu psikologi digma dalam perkembanganya.
mamah bahagia sayang dapat berkumpul dengan anak yang mama rindui selalu.
Inilah saat-saat yang paling bahagia berlebaran bersama. mbak sum pulang bersama danis dan novi , mbak tarmi pulang bersama suami , mas mud menyusul setelah habis lebaran.
terus siapa yang gak pulang?
dan mungkin gak akan pernah lagi menginjak rumah pak darmo?
digma sayang jangan sedih , kan masih ada mamah, mbah kagang berdua dan semua sayangkan digma.
bukankah digma tau bapakmu itu orang jahat? lagi pula sejak dalam kandungan mamah 1 bulanpun digma tak pernah merasa kasih sayang dari yang namanya ayah,... yah ayah,... ayah bagi digma tak pernah ada, betul sekali kalau digma menganggapnya sudah mati ( dan memang sudah mati dalam hati digma).
Sekalipun masih hidup  orangnya tapi hati dan perasanya sudah mati, bukan perasaan manusia lagi.
hewan saja, harimau misalnya binatang yang sangat kejam pandai dan tau mengasihi anaknya, tapi anthon bapak digma ,... mana? tak pernah digma rasakan bukan?
sengguh kejam... kejam....
mama harap setelah digma besar nanti akan bisa menilai seperti apa karakter ayahmu Nduk...!!
semoga Allah akan melindungi yang benar dan menginsyafkan yang salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar